welcome to miss-wheepo.blogspot.com

a place to share the momments :) to share joyful and happiness and a to share sadness and change it to be a happiness :)

16 Januari 2009

aku dan tulang belakangku


dari umur 9 tahun, aku sudah sering sakit pinggang. ibuku sering menanyaiku `kenapa? kok sakit pinggang terus? jangan jangan kamu kenapa-napa lagi?` aku hanya bisa diam saat itu karena aku tak tahu kenapa bisa begitu. kemudian aku cba pergi ke dokter. memang bukan dokter tulang atau semacamnya. tapi aku ke dokter umum. dia suruh rontgen. tapi hanya satu ruas tulang belakangku yang difoto. bukan seluruhnya. kemudian saat aku umur 11 tahun, ibuku membawa aku ke dokter tulang (aku lupa nama dokter na siiapa). dia nyuruh aku rontgen seluruh tulang belakangku. terus pas diperiksa ma dia, ternyata tulang belakang ku berbentuk S atau biasa disebut dengan skoliosis. waktu itu aku belum ngeh maksudnya skoliosis apa. kemudian dia rekomendasiin aku ke bagian rehabilitasi medik (rehab medik). nah disini `awal masalah hidupku` dimulai. aku diminta memakai brace (yang belakangan ini kuketahui sebagai boston brace) untuk membetulkan tulang belakangku. saat itu ibuku belum setuju dengan aku memakai alat itu. beberapa hari kemudian, ibuku membawaku ke bidang rehab medik rumah sakit lain. ternyata dokternya juga serempak menyuruhku memakai brace itu yang harus dipakai kira-kira 23 jam sehari (dipotong waktu mandi dan senam skoliosis). jadilah aku pakai brace itu. rasanya gak nyaman banget. rasa panas, gak bisa gerak, sakit, gatal-gatal bersatu menjadi satu perasaan yang membuatku pesimis untuk melanjuti kehidupanku bersama mr.brace itu. pernah satu hari di SD, aku pernah memakai brace itu ke sekolah, wihh, gak bakal kebayang deh, rasa malu itu menjalari seluruh badanku karena aku dianggap aneh dengan teman-temanku (namanya juga anak kecil ya). ya namanya juga anak kecil, aku menangis dan minta pulang ke wali kelasku. sejak saat itu, bayangan dipermalukan dan dibeda-bedakan itu selalu mengintaiku. hingga akhirnya aku gak mau pakai brace itu ke sekolah. kemudian ibuku memperbolehkan aku melepas brace itu saat sekolah. jadi aku hanya pakai kira-kira 16 jam sehari. saat check up gitu, ibuku bilang ke si dokter kalo aku gak mau pakai brace saat sekolah. mungkin masih baru-baru jadi pasiennya dan umurku masih 12 tahun waktu itu, si dokter mengijinkan aku melepas brace saat sekolah. seiring berjalan waktu, aku mulai bosan dengan rutinitas memakai brace itu. apalagi saat aku kelas 2 SMP, brace itu terasa semakin sempit dan kekecilan di badanku. namun saat itu aku belum mau ke dokter rehab itu. padahal aku diminta check up ke dia kirakira 6 bulan sekali. lalu pas SMP 3, aku bingung mau SMA dimana. aku sih ingin banged masuk SMA favorit seperti yang teman-temanku inginkan juga. saat itu aku harus menghadapi ujian nasional. kira-kira bulan februari (3 bulan menjelang UN) aku check up ke dokter rehab itu. lalu ia mengusulkan aku rontgen. eh tulangku tambah miring lagi sedikit (aku lupa lengkungannya berapa derajat). saat itu dokter mulai men-judgeku. dia bilang aku harus benar-benar serius membetulkan tulangku ini. ya aku gak punya pilihan lain. karena aku takut, semakin tua badanku akan semakin terlihat miring (sekedar informasi, jika diperhatikan, badan dan bahuku tidak terlihat miring). saat itu aku langsung meminta pada ibuku, aku ingin homeschooling. karena di dalam hatiku, aku gak akan kuat masuk sekolah dengan memakai brace itu. kalian tahu dokter rehab itu bilang apa? `jangan homeschooling. lebih baik sekolah biasa` lalu ia bicara pada ibuku seolah aku ini tak terlihat `ibu, lebih baik sekolah umum saja. banyak kok pasien saya yang pakai brace tapi tetap sekolah seperti yang lainnya`. hei dokter! kamu itu cuma ngurusin tulang belakangku aja. urusan aku mau sekolah atau homeschooling biarlah jadi urusan pribadiku dan keluargaku! aku hanya bisa berkata dalam hati. aku tak habis pikir bagaimana mereka bisa berkata seenaknya tanpa merasakan susahnya jadi aku. setiap aku berpikir seperti itu, aku pasti akan menitikkan air mataku tanpa sengaja (seperti saat aku posting blog ini). aku hanya heran, kenapa sih bukan mereka (dokter-dokter rehab medik itu) aja yang ngalamin skoliosis ini? informasi tambahan lagi, aku sampai pergi ke 4 dokter rehab medik yang berbeda-beda untuk mendapatkan informasi apakah pengobatan brace ini bisa membetulkan posisi tulangku? kenyataannya di saat aku menginjak usia 15 tahun 11 bulan mereka bilang brace itu hanya mempertahankan posisi tulang belakangku agar tidak bertambah miring dan bukan meluruskan tulangku.