welcome to miss-wheepo.blogspot.com

a place to share the momments :) to share joyful and happiness and a to share sadness and change it to be a happiness :)

12 Februari 2009

keluhan skoliosis dan homeschooling-ku

kemarin dulu aku liat posting blog yang katanya kalo pake brace itu bisa mempercepat kematian. katanya sih gara-gara brace itu menekan paru dan jantung. down banget jadinya sekarang. ditambah lagi kenyataan kalo aku terkadang suka kesulitan mengambil nafas dan jadi sering banged sesak nafas. ditambah lagi perutku tertekan oleh brace itu. jadi sakit kalo duduk. mesti ambil posisi tidur baru merasa nyaman. aku berpikir akan mulai sekolah umum tahun depan mengingat betapa tertinggalnya pelajaranku dibanding teman-temanku yang sekolah umum. bayangkan saja, aku baru belajar tentang bab 2, mereka sudah bab 5! ini yang membuatku makin tertekan. jadi aku ini tertekan fisik dan juga mental. ya kutahu ini jalan hidup yang mesti kujalani karena ini sebuah pemberian Tuhan. dan yang kupercaya ini semua akan berakhir indah pada waktunya :)

18 Januari 2009

untuk semua yang liihat blogku ini

ayo ikut polling ya! :D pertanyaannya "skoliosis bisa disembuhkan?" pilih jawaban bisa atau gag bisa. kemudian click vote. kalo ada alasannya lebih bagus lagi. alasannya lewat komentar di posting ini ya. makasiih banyak :D truz gabung jugga di msi

16 Januari 2009

guru-guru lesku

yaa guru-guru les mat, fisika, dan kimia-ku. aku sering berganti guru les. yang pertama itu guru perempuan dengan gelar S2 bidang matematika (sebud namanya A). aku les privat ke rumahnya jam 10 pagi sampai 12 siang setiap hari senin hingga jumat! les bersama si guru A ini membuatku jenuh dan cepat stress. aku belakangan ini memang gampang stress (terutama semenjak aku menjalani 24 jam di rumah dengan brace). ini memang tak baik untuk psikologisku. tapi ya apa daya ya? kemudian aku berhenti les dengan si A setelah 2 minggu berjuang mengusir stress itu (sekarang kalo aku kebetulan lewat rumahnya, aku suka ketakutan sendiri karena teringat betapa stressnya aku waktu itu). lalu aku mencoba cari bimbingan belajar. waktu itu aku coba cari bimbingan belajar yang kecil. eh pas free trial, guru dan murid-muridnya menurudku rada sedenk ya. aku kan dipisahin tuh sama murid lainnya. aku di ruangan A, mereka di ruangan B, batas ruang itu hanya sekat papan dan gak ada pintu pembatasnya. si guru itu perempuan dan mungkin masih kuliah (sebud dia si B). dia mengajarku agak ogah-ogahan. aku ingat aku diajari kimia sama dia tentang proton dan kawan-kawan. lalu dia menyuruhku mengerjakan soal latihan. kontan aku kebingungan. soalnya aku sama sekali belum belajar kimia dari guru A. lalu B meminjamiku buku cetak kimia dan menyuruhku cari di buku itu saja. ini buad apa les ya kalo gak diajarin? kemudian tadi aku kan bilang murid-muridnya juga sedenk. aku dengar pembicaraan mereka bertiga. mereka itu mengumpat satu sama lain, contoh yang kuingat: `eh mana ada orang miskin punya mobil, b*ngsat?` lalu yang lain `ye biarin aja. apa urusannya sama lu? dasar bego u`. astaga. aku agak kaget sama tutur kata mereka. jujur saja ya, aku yang homeschooling ini tidak pernah dapat pelajaran Bimbingan Konseling atau semacamnya. sedangkan mereka? ya kalo di sekolah pasti dapat, kan? tapi bukan itu yang kupermasalahkan ya. di kelas mereka itu kan ada si guru B. masa si guru B dan guru-guru lainnya gak menegur sih? tempat bimbingan belajar itu kan lembaga pendidikan juga kan ya? lalu aku memutuskan aku gak mau les di situ. kemudian aku memanggil guru ke rumah. sebut saja dia C. C ini seorang guru laki-laki di STM (aku kurang yakin ya sama dia). hari pertama ngajar, hidungku mulai mencium bebauan matahari dari si C ini. aku sih tahan-tahanin aja ya. kan gak sopan banget kalo nyeletuk `ih bapak bau banget sih? pake parfum dong!`. sepanjang dua jam itu dia hanya berceloteh panjang-lebar mengenai proton dan kawan-kawan. keesokan harinya, dia datang dengan bau yang berbeda: bau parfum tapi bukan parfum yang enak wanginya untukku. menurut ibuku, dia kurang yakin dengan si C ini. aku juga sebenarnya sih iya hehe. lagipula dia agak lancang yaa. dari gaya omongannya, kelihatan kalo dia itu orangnya terbuka banget. ngomongnya blak-blakan. ibuku aja sampai kaget pas dia mengklaim minta ongkos bensin lantaran gajinya sebulan hanya 300ribu (ibuku bayar 700 ribu loh ke kantor kursusnya). jelas ibuku menolak uang bensinnya itu lah. hanya sebulan menuntut ilmu dari si C (hitungannya itu 8 kali pertemuan), aku berhenti les lagi.

aku si homeschooler

seperti pada posting blog-ku yang sebelumnya, aku bilang aku akan menjalani homeschooling. lebih tepatnya distance learning homeschooling alias benar-benar belajar sendiri di rumah. (sekedar informasi, dalam homeschooling ada dua tipe. yang pertama distance learning dan yang kedua datang ke komunitas). banyak yang bilang `enak ya homeschooling. belajarnya seenak jidat kita`. aku pun hanya tersenyum pahit. sebenarnya, aku sangat ingin sekolah biasa. berkumpul dengan teman-temanku. apalagi banyak yang berpendapat kalo masa SMA itu merupakan masa-masa terbaik dalam hidup. aku juga ingin merasakan nikmatnya jadi seorang anak SMA. ingin merasakan memakai seragam putih abu-abu. sedangkan aku? aku hanya di rumah dengan seragam kebanggaanku, daster dan tentu saja mr.brace yang baru. lalu setiap hari kerja (senin hingga jumat), ibuku berceloteh riang menyuruhku belajar. dan kebetulan sekali, aku anak yang agak pemalas jika disuruh belajar (bayangkan saja, modul pembelajaran homeschoolingnya itu nyebelin banged! ditambah lagi aku hanya belajar sendirian). tentu beda sekali dengan suasana di kelas SMA bukan? ya tapi aku harus tetap belajar. karena aku gak mau dicap bego karena kebanyakan di rumah oleh teman-temanku yang bersekolah biasa. namun kenyataannya berbeda. di modul pembelajaran soal-soalnya itu gampaaaang banged. eh ternyata pas ujiannya suliidnya bukan main! apalagi pelajaran Matematika, Fisika, dan Kimia. aku pun mulai stress. dan berusaha mencari guru untuk mengajari pelajaran Mafia itu (sebenarnya ini sudah kulakukan semenjak pertama kali berhomeschooling).

aku dan tulang belakangku


dari umur 9 tahun, aku sudah sering sakit pinggang. ibuku sering menanyaiku `kenapa? kok sakit pinggang terus? jangan jangan kamu kenapa-napa lagi?` aku hanya bisa diam saat itu karena aku tak tahu kenapa bisa begitu. kemudian aku cba pergi ke dokter. memang bukan dokter tulang atau semacamnya. tapi aku ke dokter umum. dia suruh rontgen. tapi hanya satu ruas tulang belakangku yang difoto. bukan seluruhnya. kemudian saat aku umur 11 tahun, ibuku membawa aku ke dokter tulang (aku lupa nama dokter na siiapa). dia nyuruh aku rontgen seluruh tulang belakangku. terus pas diperiksa ma dia, ternyata tulang belakang ku berbentuk S atau biasa disebut dengan skoliosis. waktu itu aku belum ngeh maksudnya skoliosis apa. kemudian dia rekomendasiin aku ke bagian rehabilitasi medik (rehab medik). nah disini `awal masalah hidupku` dimulai. aku diminta memakai brace (yang belakangan ini kuketahui sebagai boston brace) untuk membetulkan tulang belakangku. saat itu ibuku belum setuju dengan aku memakai alat itu. beberapa hari kemudian, ibuku membawaku ke bidang rehab medik rumah sakit lain. ternyata dokternya juga serempak menyuruhku memakai brace itu yang harus dipakai kira-kira 23 jam sehari (dipotong waktu mandi dan senam skoliosis). jadilah aku pakai brace itu. rasanya gak nyaman banget. rasa panas, gak bisa gerak, sakit, gatal-gatal bersatu menjadi satu perasaan yang membuatku pesimis untuk melanjuti kehidupanku bersama mr.brace itu. pernah satu hari di SD, aku pernah memakai brace itu ke sekolah, wihh, gak bakal kebayang deh, rasa malu itu menjalari seluruh badanku karena aku dianggap aneh dengan teman-temanku (namanya juga anak kecil ya). ya namanya juga anak kecil, aku menangis dan minta pulang ke wali kelasku. sejak saat itu, bayangan dipermalukan dan dibeda-bedakan itu selalu mengintaiku. hingga akhirnya aku gak mau pakai brace itu ke sekolah. kemudian ibuku memperbolehkan aku melepas brace itu saat sekolah. jadi aku hanya pakai kira-kira 16 jam sehari. saat check up gitu, ibuku bilang ke si dokter kalo aku gak mau pakai brace saat sekolah. mungkin masih baru-baru jadi pasiennya dan umurku masih 12 tahun waktu itu, si dokter mengijinkan aku melepas brace saat sekolah. seiring berjalan waktu, aku mulai bosan dengan rutinitas memakai brace itu. apalagi saat aku kelas 2 SMP, brace itu terasa semakin sempit dan kekecilan di badanku. namun saat itu aku belum mau ke dokter rehab itu. padahal aku diminta check up ke dia kirakira 6 bulan sekali. lalu pas SMP 3, aku bingung mau SMA dimana. aku sih ingin banged masuk SMA favorit seperti yang teman-temanku inginkan juga. saat itu aku harus menghadapi ujian nasional. kira-kira bulan februari (3 bulan menjelang UN) aku check up ke dokter rehab itu. lalu ia mengusulkan aku rontgen. eh tulangku tambah miring lagi sedikit (aku lupa lengkungannya berapa derajat). saat itu dokter mulai men-judgeku. dia bilang aku harus benar-benar serius membetulkan tulangku ini. ya aku gak punya pilihan lain. karena aku takut, semakin tua badanku akan semakin terlihat miring (sekedar informasi, jika diperhatikan, badan dan bahuku tidak terlihat miring). saat itu aku langsung meminta pada ibuku, aku ingin homeschooling. karena di dalam hatiku, aku gak akan kuat masuk sekolah dengan memakai brace itu. kalian tahu dokter rehab itu bilang apa? `jangan homeschooling. lebih baik sekolah biasa` lalu ia bicara pada ibuku seolah aku ini tak terlihat `ibu, lebih baik sekolah umum saja. banyak kok pasien saya yang pakai brace tapi tetap sekolah seperti yang lainnya`. hei dokter! kamu itu cuma ngurusin tulang belakangku aja. urusan aku mau sekolah atau homeschooling biarlah jadi urusan pribadiku dan keluargaku! aku hanya bisa berkata dalam hati. aku tak habis pikir bagaimana mereka bisa berkata seenaknya tanpa merasakan susahnya jadi aku. setiap aku berpikir seperti itu, aku pasti akan menitikkan air mataku tanpa sengaja (seperti saat aku posting blog ini). aku hanya heran, kenapa sih bukan mereka (dokter-dokter rehab medik itu) aja yang ngalamin skoliosis ini? informasi tambahan lagi, aku sampai pergi ke 4 dokter rehab medik yang berbeda-beda untuk mendapatkan informasi apakah pengobatan brace ini bisa membetulkan posisi tulangku? kenyataannya di saat aku menginjak usia 15 tahun 11 bulan mereka bilang brace itu hanya mempertahankan posisi tulang belakangku agar tidak bertambah miring dan bukan meluruskan tulangku.